Siapa sih yang tidak ingin terlihat sempurna? Bagi pria yang sudah memiliki istri dan anak, persoalan yang paling berat adalah kemunculan perut yang semakin maju kedepan. Kalau kata teman kantor saya, istri sudah lahiran eh suaminya masih mengandung.

Yah itulah resiko kalau sudah melepas dengan resmi dan halal kejombloan yang menahun. Hidup yang semakin tenang dan tentram ditandai juga dengan selera makan yang semakin sehat.

Keluarga saya sangat serius mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan. Dengan tinggi badan lebih kurang 165 cm dan berat badan 75 kg dan secara kasat mata orang bisa melihat perut saya yang buncit, perhatian mereka kepada saya kadang sampai pada tahap mengganggu.

Tapi cerewet-nya mereka itu memang untuk saya juga. Contoh saja istri saya. Kalau lagi bercanda tiba-tiba nyeletuk dan mengkritisi soal perut. Menurut istri saya perut saya saat ini sudah tidak sehat lagi, tidak perlu seperti Deddy Corbuzier tetapi cukup agar saya tidak perlu membeli baju baru dengan ukuran yang bertambah.

Target berat badan saya kalau menurut ibu saya (mantan perawat di salah satu rumah sakit swasta) adalah 65 kg. Lebih dari itu maka menurut beliau saya akan memberikan beban berlebih kepada tulang-tulang saya yang akan menopang gerak saya sehari-hari.

Teorinya sih begitu.

Berat badan normal dapat diketahui dengan cara mengukur tinggi badan kita saat ini lalu dikurangi dengan 100. Dengan rumusan ini berarti saya harus mengurangi berat badan hingga 10 kg. Ini itungan sederhananya yang saya dapat dari artikel portal kompas (https://lifestyle.kompas.com/read/2017/08/21/081619320/begini-cara-menghitung-berat-badan-ideal-anda).

Nah bagaimana cara menurunkan berat badan hingga mencapai target?

Salah satu cara yang paling banyak disarankan untuk saya adalah dengan mengubah pola makan atau didalam bahasa rumah sakit mengubah diet. Tidak perlu berkonsultasi pada ahli nutrisi sebenarnya karena kita sendiri harusnya bisa mengetahui sendiri pola makan kita sendiri dan mencoba untuk mengubahnya.

Hanya saja, berkonsultasi dengan ahli nutrisi sepertinya lebih disarankan agar kita bisa mendapatkan pola diet yang benar. Jangan sampai ketika kita mengikuti diet ala artis ujug-ujug malah kita jadi malanutrisi (kekurangan nutrisi).

Dalam kasus saya, kesulitan saya adalah mengubah kebiasaan makan malam atau mengganti menu makan malam. Tidak makan nasi sebelum tidur akan membuat saya susah untuk tidur sebaliknya makan malam akan membuat tidur dengan pulas. Saya pernah mencoba untuk menghindari tidak makan nasi selama beberapa malam dan orang-orang disekitar saya sampai mengatakan kalau saya kurusan. Entah karena seragam yang pas atau mata mereka lagi siwer karena 8 jam harus melihat monitor terus.

Setelah coba cek ke timbangan yang ada dikantor, berat badan saya lumayan turun. Tapi kalau kebiasaan makan di malam hari balik lagi, berat badan saya pun cepat naiknya. Nasi merupakan sumber karbohidrat dan akan menjadi sumber energi bagi tubuh kita. Energi ini harusnya disalurkan dalam berbagai aktifitas, bukan langsung tidur.

Kalau setelah makan malam dengan nasi terus langsung tidur maka yang terjadi karbohidrat yang akan menjadi energi itu mengendap lalu berubah menjadi timbunan lemak di perut. Saya pernah membaca sebuah artikel (atau menonton acara televisi ? saya lupa) yang menyebutkan bagi orang-orang seperti saya konsumsi nasi harus diganti dengan dengan konsumsi telur rebus. Telur rebus menurut informasi yang saya dapatkan tersebut akan mengurangi rasa lapar yang dirasakan pada malam hari.

Saya pikir saya harus mencari diet yang baik untuk tubuh sendiri. Saya pernah mencoba diet ala Deddy Corbuzier yang bernama OCD hasilnya badan terasa lemas dan bawaannya ngantuk terus. Di ebook OCD yang dibagikan oleh presenter plontos tersebut memang dianjurkan sebelum mengikuti diet ala Deddy agar berkonsultasi dulu kepada nutrician. Maksudnya agar efek yang tidak baik untuk tubuh bisa dihindari dan tidak berlanjut ke malanutrisi.

Kesalahan diet saya yang kedua adalah buruknya perencanaan. Saya bukan orang yang suka berencana hingga detail. Saya tipikal orang yang kalau ingat atau kalau lagi ingin sesuatu maka saya akan mengerjakan. Kalau lagi tidak ingin melakukan sesuatu ya saya janji untuk menggantinya dilain hari. Misalkan saya ingin meniru pola diet dari salah seorang komposer Indonesia, Tya Subiakto. Sewaktu diwawancarai salah satu televisi swasta beliau mengkonsumsi perasan jeruk nipis hangat ketika bangun tidur. Minum jeruk nipis hangat akan mengeluarkan toksin yang terpendam didalam tubuh dan membuangnya.

Trik ala Tya Subiakto ini terbukti. Saya mencoba dalam tiga hari mengkonsumsi jeruk nipis hangat waktu bangun tidur dan feces saya berwarna hitam. Ini tanda kalau racun-racun yang mengendap di tubuh khususnya saluran usus dibuang melalui metabolisme alami tubuh. Selain membuang racun yang ada didalam tubuh efek lain yang saya rasakan adalah badan terasa lebih semangat untuk melakukan aktifitas harian.

Tapi ya begitu. Cuma tiga hari doank. Niat yang belum kuat disertai sulitnya mencari jeruk nipis membuat saya tidak lagi melanjutkan diet ala komposer wanita indonesia tersebut.

Hal lain yang membuat saya masih belum mencapai berat badan ideal adalah kebiasaan saya untuk jajan dan bermalas-malasan. Kebiasaan saya menonton tv kala libur membuat saya jarang melakukan olah raga. Palingan olahraga ringan yang saya lakukan adalah peregangan otot karena terlalu lama duduk didepan televisi. Makanan cepat saji merupakan teman yang tak terpisahkan dari kebiasaan menonton televisi yang saya lakukan. Kalau ada pertandingan Manchester United apalagi. Minuman bersoda udah pasti menjadi teman kala menonton tim setan merah bermain.

Rasanya lega juga setelah jujur pada kelemahan dan kesalahan saya yang menerapkan pola makan yang salah selama ini. Bagi teman-teman yang membaca, ambil nasehatnya tinggalkan kesalahannya. Salam sehat.

Komentar